MAKALAH
PERENCANAAN PROYEK
PERANGKAT LUNAK
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
REKAYASA
PERANGKAT LUNAK
Dosen
Mata Kuliah :
Ali Hasan S.Pd M.Kom
Disusun
Oleh:
Iwan
Supriadi (2013020062)
Imam Bukhori
Maskur (2013020080)
Novi Firdausia
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmatnya,
maka pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan sesempurna mungkin .
Makalah ini berjudul “ Kemunculan Masalah program E-commerce”.
Dalam
isi Makalah ini, saya selaku penulis menjelaskan tentang munculnya masalah
makelar yang mana pelakunya adalah Gayus Tambunan. Selain itu penulis
menyisipkan tentang fakta dan opini tentang masalah ini. Kami juga ingin
menyampaikan terimakasih kepada Dosen kami yang telah memberikan semangat dan
masukan yang baik untuk menyempurnakan isi Makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dalam pemilihan kata atau kalimat, penulisan dan penyampain masalah yang kurang tepat. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik untuk mendekati kata kesempurnaan pada pembuatan makalah di kemudian hari.
Kami menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dalam pemilihan kata atau kalimat, penulisan dan penyampain masalah yang kurang tepat. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik untuk mendekati kata kesempurnaan pada pembuatan makalah di kemudian hari.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis maupun bagi
semuanya sebagai pembaca. Amin.
………………..Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...................................................................... 1
1.2 Maksud Tujuan…………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Proyek Perangkat lunak...................................
2.2 Estetimasi
Proyek Perangkat Lunak..........................................
2.3 Observasi Pada Estimasi..........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
..........................................................................
3.2 Saran
....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Proyek Software adalah
manajemen proyek yang berfokus hanya pada membuat dan mengupdate software.
Sifat manajemen proyek haruslah seperti berikut ini:
-
Menyeselsaikan
masalah,
-
Mengerjakan
sesuatu hingga selesai,
-
Memiliki
batas waktu mulai dan selesainya,
-
Membutuhkan
resource/sumber daya dan waktu,
-
Bagi
beberapa orang merupakan kesempatan/opportunity
dan menarik.
Untuk itu sebuah proyek software perlu di menej.
Manajemen itu berupa persiapan pekerjaan, pelaksanaan rencana, mengendalikan
proyek tersebut dan terakhir menutup proyek dengan sebuah kesimpulan, yaitu
sukses. Secara lebih sistematis, tahapan-tahapan proyek dapat tergambarkan
sebagai berikut:
Figure 1 Tahapan-tahapan Proyek
1.
Initiating: proyek sedang
dalam proses untuk dipilih/disetujui, disponsori, didanai, dan diluncurkan.
2.
Planning: perencanaan
adalah proses yang berulang (perhatikan gambar). Perencanaan pada dasarnya
menggambarkan proses bagaimana proyek akan dilaksanakan hingga selesai.
3.
Executing: setelah proyek
direncanakan, tim proyek memulai pekerjaannya.
4.
Controlling: selama tim
proyek mengerjakan tugasnya, project manager mengontrolnya.
5.
Closing: setelah proyek
diselesaikan project manager akan menutup proyek software.
Banyak proyek gagal di awal, bukan di akhir. Artinya,
persiapan adalah bagian yang sangat penting bagi proyek software. Persiapan
diwujudkan dalam bentuk perencanaan proyek. Tulisan ini menjelaskan point kedua
yaitu Planning.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Perencanaan proyek
Rekayasa Perangkat Lunak dari berbagai sudut pandang kurang lebih memiliki
tujuan sebagai berikut:
- Bagi Project Manager:
- untuk menggambarkan status proyek kepada manajer senior dan stakeholder,
- untuk merencanakan aktivitas tim proyek.
- Bagi anggota Tim Proyek: untuk memahami konteks pekerjaan.
- Bagi Manajer Senior:
- untuk memastikan apakah biaya dan waktu yang dialokasikan masuk akal dan terkendali,
- untuk melihat apakah proyek dilaksanakan secara efisien dan cost effective.
- Bagi Stakeholder:
- untuk memastikan apakah proyek masih berada pada jalurnya,
- untuk memastikan kebutuhan mereka sedang diakomodir oleh proyek.
Perencanaan proyek rekayasa perangkat lunak membahas
berbagai tindakan atau pekerjaan yang perlu dilakukan oleh semua yang terlibat
di dalam proyek, termasuk dokumen-dokumen yang sebaiknya dibuat. Dokumen
Perencanaan Proyek Rekayasa Perangkat Lunak akan terdiri atas sub-sub dokumen
berikut ini:
- Vision and Scope
- Statement of Work
- Resource List
- Work Breakdown Structure
- Project Schedule
- Risk Plan
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan
Proyek Perangkat Lunak
Perencanaan
Proyek (Project Planning) merupakan awal dari serangkaian aktivitas secara
kolektif dari sebuah proses Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses manajemen
proyek perangkat lunak dimulai dengan kegiatan project planning (perencanaan
proyek). Yang pertama dari aktifitas ini adalah estimation (perkiraan).
Estimasi menjadi dasar bagi semua aktivitas perencanaan proyek yang lain dan
perencanaan proyek memberikan sebuah peta jalan bagi suksesnya rekayasa
perangkat lunak, maka tanpa estimasi kita tidak dapat berjalan dengan baik.
1.Observasi pada Estimasi
Estimasi sumber daya, biaya dan jadwal untuk usaha pengembangan perangkat lunak membutuhkan pengalaman, mengakses informasi histories yang baik, dan keberanian untuk melakukan pengukuran kuantitatif bila hanya data kualitatif saja yang ada. Estimasi membawa resiko yang inheren dan resiko inilah yang membawa kepada ketidakpastian. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi estimasi.
-Project Complexity (Kompleksitas Proyek)
Kompleksitas Proyek berpengaruh kuat terhadap ketidapastian yang inheren dalam perencanaan. Tetapi kompleksitas merupakan pengukuran relatif yang dipengaruhi oleh kebiasaan dengan usaha yang sudah dilakukan pada masa sebelumnya.
-Project Size (Ukuran Proyek)
Bila ukuran bertmbah maka ketergantungan diantara berbagai elemen perangkat lunak akan meningkat dengan cepat. Dekomposisi masalah sebagai suatu pendekatan yang sangat penting dalam proses estimasi menjadi lebih sulit karena lagi karena elemen-elemen yang akan didekomposisimasih sangat berat.
-Structural Uncertainty (Ketidakpastian Struktural)
Bila metrik perangkat lunak yang komprehensif dapat diperoleh pada proyek yang telah lalu, maka estimasi dapat dilakukan dengan kepastian yang lebih tinggi.jadwal dapat dibuat untuk menhindari kesulitan-kesuliatan yang terjadi di masa lalu, dan resiko keseluruhan dapat dikurangi.
1.Observasi pada Estimasi
Estimasi sumber daya, biaya dan jadwal untuk usaha pengembangan perangkat lunak membutuhkan pengalaman, mengakses informasi histories yang baik, dan keberanian untuk melakukan pengukuran kuantitatif bila hanya data kualitatif saja yang ada. Estimasi membawa resiko yang inheren dan resiko inilah yang membawa kepada ketidakpastian. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi estimasi.
-Project Complexity (Kompleksitas Proyek)
Kompleksitas Proyek berpengaruh kuat terhadap ketidapastian yang inheren dalam perencanaan. Tetapi kompleksitas merupakan pengukuran relatif yang dipengaruhi oleh kebiasaan dengan usaha yang sudah dilakukan pada masa sebelumnya.
-Project Size (Ukuran Proyek)
Bila ukuran bertmbah maka ketergantungan diantara berbagai elemen perangkat lunak akan meningkat dengan cepat. Dekomposisi masalah sebagai suatu pendekatan yang sangat penting dalam proses estimasi menjadi lebih sulit karena lagi karena elemen-elemen yang akan didekomposisimasih sangat berat.
-Structural Uncertainty (Ketidakpastian Struktural)
Bila metrik perangkat lunak yang komprehensif dapat diperoleh pada proyek yang telah lalu, maka estimasi dapat dilakukan dengan kepastian yang lebih tinggi.jadwal dapat dibuat untuk menhindari kesulitan-kesuliatan yang terjadi di masa lalu, dan resiko keseluruhan dapat dikurangi.
Ruang
Lingkup Perangkat Lunak
Aktivitas pertama dalam perencanaan perangkat lunak adalah penentuan ruang lingkup perangkat lunak yang terdiri dari
-Fungsi
Untuk memberikan awalan yang lebih detail pada saat dimulai estimasi.
-Kinerja
Melingkupi pemrosesan dan kebutuhan waktu respon.
-Batasan
Mengidentifikasi batas yang ditempatkan pada perangkat lunak oleh hardware eksternal, memori dan system lain.
-Interface
Konsep sebuah Interface diinterpretasikan untuk menentukan:
-Hardware yang mengeksekusi perangkat lunak dan device yang dikontrol secara langsung oleh perangkat lunak.
-Software yang sudah ada dan harus dihubungkan dengan perangkat lunak baru.
-Manusia yang menggunakan perangkat lunak melalui perangkat I/O
-Prosedur
-Realibilitas (Keandalan)
Untuk mengerti Ruang Lingkup tersebut, maka perekayasa perangkat lunak harus:
-Mengerti kebutuhan pelanggan
-Mengerti konteks bisnis
-Mengerti batasan-batasan proyek
-Mengerti motivasi pelanggan
-Mengerti alur kearah perubahan
Teknik yang banyak dipakai secara umum untuk menjembatani jurang komunikasi antara pelanggan dan pengembang serta untuk memulai proses komunikasi adalah dengan melakukan pertemuan atau wawancara pendahuluan.
Gause & Weinberg mengusulkan bahwa analisis harus memulainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bebas konteks, yaitu serangkaian pertanyaan yang akan membawa kepada pemahaman yang mendasar terhadap masalah, orang yang menginginkan suatu solusi, sifat solusi yang diharapkan, dan efektivitas pertemuan itu sendiri.
4. Sumber Daya
Tugas kedua perencanaan perangkat lunak adalah mengestimasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan usaha pengembangan perangkat lunak tersebut. Gambar berikut memperlihatkan sumber daya pengembangan sebagai sebuah piramid.
Piramida diatas memperlihatkan sumber daya pengembangan sebagai sebuah piramis. Piranti perangkat keras dan perangkat lunak berada pada fondasi dan menyediakan infrastruktur untuk mendukung usaha pengembangan (lingkungan pengembang). Dalam tingkat yang lebih tinggi terdapat komponen perangkat lunak reusable, blok bangunan perangkat lunak yang dapat mengurangi biaya pengembangan secara dramatis dan mempercepat pencapaian. Pada puncak piramida terdapat sumber daya utama yaitu manusia.
Aktivitas pertama dalam perencanaan perangkat lunak adalah penentuan ruang lingkup perangkat lunak yang terdiri dari
-Fungsi
Untuk memberikan awalan yang lebih detail pada saat dimulai estimasi.
-Kinerja
Melingkupi pemrosesan dan kebutuhan waktu respon.
-Batasan
Mengidentifikasi batas yang ditempatkan pada perangkat lunak oleh hardware eksternal, memori dan system lain.
-Interface
Konsep sebuah Interface diinterpretasikan untuk menentukan:
-Hardware yang mengeksekusi perangkat lunak dan device yang dikontrol secara langsung oleh perangkat lunak.
-Software yang sudah ada dan harus dihubungkan dengan perangkat lunak baru.
-Manusia yang menggunakan perangkat lunak melalui perangkat I/O
-Prosedur
-Realibilitas (Keandalan)
Untuk mengerti Ruang Lingkup tersebut, maka perekayasa perangkat lunak harus:
-Mengerti kebutuhan pelanggan
-Mengerti konteks bisnis
-Mengerti batasan-batasan proyek
-Mengerti motivasi pelanggan
-Mengerti alur kearah perubahan
Teknik yang banyak dipakai secara umum untuk menjembatani jurang komunikasi antara pelanggan dan pengembang serta untuk memulai proses komunikasi adalah dengan melakukan pertemuan atau wawancara pendahuluan.
Gause & Weinberg mengusulkan bahwa analisis harus memulainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bebas konteks, yaitu serangkaian pertanyaan yang akan membawa kepada pemahaman yang mendasar terhadap masalah, orang yang menginginkan suatu solusi, sifat solusi yang diharapkan, dan efektivitas pertemuan itu sendiri.
4. Sumber Daya
Tugas kedua perencanaan perangkat lunak adalah mengestimasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan usaha pengembangan perangkat lunak tersebut. Gambar berikut memperlihatkan sumber daya pengembangan sebagai sebuah piramid.
Piramida diatas memperlihatkan sumber daya pengembangan sebagai sebuah piramis. Piranti perangkat keras dan perangkat lunak berada pada fondasi dan menyediakan infrastruktur untuk mendukung usaha pengembangan (lingkungan pengembang). Dalam tingkat yang lebih tinggi terdapat komponen perangkat lunak reusable, blok bangunan perangkat lunak yang dapat mengurangi biaya pengembangan secara dramatis dan mempercepat pencapaian. Pada puncak piramida terdapat sumber daya utama yaitu manusia.
2.2
Estetimasi Proyek Perangkat Lunak
Biaya perangkat lunak
terdiri dari presentase kecil pada biaya sistem berbasis komputer secara
keseluruhan. Kesalahan estimasi biaya yang besar dapat memberikan perbedaan
antara keuntungan dan kerugian. Estimasi proyek perangkat lunak dapat
ditranformasi dari suatu seni yang misterius ke dalam langkah-langkah yang
sistematis yang memberikan estimasi dengan risiko yang dapat diterima.Sejumlah pilihan untuk mencapai estimasi biaya dan usaha yang dapat dipertanggung jawabkan :
1. Menunda etimasi sampai akhir proyek
2. Mendasarkan etimasi pada proyek-proyek yang mirip yang sudah pernah dilakukan sebelumnya
3. Menggunakan “teknik dekomposisi” yang relatif sederhana untuk melakukan estimasi biaya dan usaha proyek
4. Menggunakan satu atau lebih model empiris bagi estimasi usaha dan biaya perangkat lunak.
Model estimasi empiris dapat digunakan untuk melengkapi teknik dekomposisi serta menawarkan pendekatan estimasi yang secara potensial berharga. Model berbasis pengalaman(data hitoris) dan berbentuk :
d=f(vi)
di mana d adalah satu dari sejumlah harga estimasi(contoh : usaha, biaya,durasi proyek) dan vi adalah parameter independen yang dipilih (seperti LOC dan FP yang diestimasi). Peranti estimasi otomatis mengimplementasi satu atau lebih teknik dekomposisi atau model empiris. Masing-masing pilihan estimasi biaya perangkat lunak yang dapat dilakukan sama baiknya dengan data hitoris yang digunakan untuk menumbuhkan estimasi.
5.6 TEKNIK DEKOMPOSISI
Masalah yang dipecahkan sangat kompleks untuk dipertimbangkan sebagai satu kesatuan, karena itu kita mendekoposisi masalah, menandainya sebagai serangkaian masalah yang lebih kecil.
5.6.1 Software sizing
Akurasi estimasi proyek perangkat lunak didasrkan pada sejumlah hal :
1. Tingkat di mana perencana telah dengan tepat mengestimasi ukuran produk yang akan dibuat.
2. Kemampuan untuk menerjemahkan estimasi ukuran ke dalam kerja manusia, waktu kalender, dan dolar
3. Tingkat di mana rencana proyek mencerminkan kemampuan tim perangkat lunak
4. Stabilitas syarat produk serta lingkungan yang mendukung usaha pengembangan perangkat lunak
Dalam konteks perencanaan proyek, ukuran berarti keluran yang dapat dikuantitatifkan dari proyek perangkat lunak. Bila dilakukan pendekatan secara langung, ukuran dapat diukur dalam LOC. Tetapi bila dipilih pendekatan tidak langsung, ukuran dihadirkan dalam FP. Putnam dan Myres mengusulkan 4 pendekatan yang berbeda dalam masalah pengukuran :
1. Fuzzy-logic sizing
Pendekatan yang menggunakan teknik reasoning aproksimasi yang merupakan dasar bagi fuzzy logic(logika kabur). Perencana harus mengidentifikasi tipe aplikasi, membuat besarnya dalam skala kuantitatif, dan menyaring besaran itu dalam bentuk oriinil.
2. Function point sizing
Perencanaan pengembangan estimasi karakteritik domain informasi
3. Standart component sizing
Perangkat lunak dibangun dari sejumlah komponen yang standar yang berbeda-beda yang umum bagi suatu era aplikasi tertentu.
4. Change sizing
Pendekatan ini digunakan bila proyek melingkupi pemakaian perangkat lunak yang ada harus dimodihikasi dengan banyak cara sebagai bagian dari sebuah proyek.
Dengan menggungakan suatu “rasio kerja” bagi masing-masing tipe perubahanm, maka ukuran perubahan dapat diperkirakan.
5.6.2 Perkiraan berdasarkan masalah
Baris kode(LOC) dan titik fungsi (FP) digambarkan sebagai pengukuran dasar di mana metrik produktivitas dapat dihitung. Data LOC dan FP digunakan dalam dua cara :
o Sebagai variabel untuk estimasi yang dipakai untuk mengukur masing-masing elemen perangkat lunak
o Sebagai metrik baseline yang dikumpulkan dari proyek yang lalu dan dipakai dalam hubungannya dengan variabel estimasi untuk mengembangkan proyeksi kerja dan biaya.
Expected value untuk variabel estimasi (ukuran), EV, dapat dihitung sebagai rata-rata terbobot dari estimasi optimistik (Sopt), paling sering(Sm), dan pesimistik (Spess). Contohnya :
EV=( Sopt +Sm +Spess)/6
Memberikan kepercayaan terbesar pada estimasi “yang paling mungkin” serta mengikuti distribui probabilitas beta. Sekali expected value untuk variabel estimasi ditentukan, data produktivitas LOC dan FP diaplikasikan. Setiap teknik estimasi, bagaimanapun canggihnya, masih harus tetap di cross check dengan pendekatan lainnya dan baru kemudian kaidah umum dan pengalaman dapat berlaku di sini.
2.3 Observasi Pada Estimasi
Seorang
eksekutif yang sedang memimpin suatu saat ditanya apakah karakteristik tunggal
sangat penting pada saat memilih seorang manajer proyek. Jawabnya adalah:
“orang dengan kemampuan untuk mengetahui ketidakberesan apa yang akan terjadi
sebelum hal itu benar-benar terjadi”. Mungkin kita dapat menambahkan: “dan
keberanian untuk memperkirakan kapan mendung akan datang”.
Estimasi
sumber daya, biaya, dan jadwal untuk usaha pengembangan perangkat lunak
membutuhkan pengalaman, mengakses informasi historis yang baik, dan keberanian
untuk melakukan pengukuran kuantitatif bila hanya data kualitatif saja yang
ada. Estimasi membawa resiko yang inheren dan resiko inilah yang membawa kepada
ketidakpastian.
Project complexity (kompleksitas proyek) berpengaruh
kuat terhadap ketidak pastian yang inheren dalam perencanaan. Tetapi
kompleksitas merupakan pengukuran relative yang dipengaruhi oleh kebiasaan
dengan usaha yang sudah dilakukan pada masa sebelumnya. Aplikasi real-time
dapat dirasakan sebagai sangat kompleks bagi sebuah kelompok perangkat lunak
yang hanya mengembangkan aplikasi-aplikasi batch saja.
Ukuran proyek (project size) merupakan factor
penting lain yang dapat mempengaruhi akurasi estimasi. Bila ukuran bertambah
maka ketergantungan di antara berbagai elemen perangkat lunak akan meningkat
dengan cepat. Tingkat ketidakpastian structural (structural uncertainty) juga
berpengaruh dalam risiko estimasi. Santayana pernah mengatakan, “Mereka yang
tidak dapat mengingat masa lalu terkutuk untuk mengulanginya lagi”.
Risiko
diukur melalui tingkat ketidakpastian pada estimasi kuantitatif yang dibuat
untuk sumber daya, biaya dan jadwal. Bila ruang lingkup proyek tidak dipahami
dengan baik atau syarat proyek merupakan subjek terjadinya perubahan, maka
resiko dan ketidakpastian menjadi sangat tinggi. Perencana perangkat lunak
harus melengkapi fungsi, kinerja, dan definisi interface (yang diisikan ke
dalam spesifikasi sistem). Perencana, dan lebih penting lagi pelanggan, harus
mengetahui bahwa variabilitas pada kebutuhan perangkat lunak berarti ketidak
stabilan biaya dan jadwal.
BAB III
PENUTUP
No comments:
Post a Comment